Senin, 22 April 2013

Pasang Karburator Keihin PE28 di Satria F150
Banyak pengguna Satria F150 kurang puas dengan performa karburator vakum bawaan pabrik (Mikuni BS26), salah satu keluhannya tarikan kurang responsif. Solusinya ganti karburator dengan tipe non-vakum, seperti karbu eks RX-King, NSR-SP, atau Ninja.
Kebanyakan dari pemakai karbu Keihin PE28/ eks NSR-SP, mengeluhkan soal settingan, dan juga box filter udara standar yang tidak dapat lagi dipergunakan. Nah bagi pemakai/ calon pemakai karburator tipe ini, jangan keburu takut dengan kendala-kendala tersebut, Sebetulnya semua keluhan-keluhan itu bukan keluhan yang tidak dapat diatasi. Berikut ini pengalaman penulis dalam meng'instal' karburator tersebut.
  1. Instalasi
Memang betul kata kebanyakan orang, memasang karburator ke arah manifold mesin mudah, lain halnya dengan   memasang bagian selang karet ke box filter udara, setengah mati pasangnya. Tetapi rupanya ini kalau belum tahu caranya, begini caranya:
  • Cabut selang karet filter udara dari dudukannya di box, selang ini dilem, tarik saja pelan-pelan, jangan sampai sobek karetnya.
  • Siapkan klem baru, karena diameter intake karburator Keihin ini agak berbeda jauh dengan karbu standard, model seperti klem pipa gas dengan diameter 2.5" bisa digunakan.
  • Lumuri karet filter dan intake karburator dengan oli.
  • Tempatkan karburator dengan intake menghadap ke atas.
  • Masukkan klem ke slang karet.
  • Pasang selang karet ke intake, kencangkan klem begitu selang telah terpasang seluruhnya.
  • Install karburator ke manifold.
  • Lem kembali slang intake ke box filter udara.
  • Kencangkan semua klem.
  • Tips: untuk memasang selang vakum ke kran bensin, gunakan selang pernapasan  yang diberikan bersama karburatornya, untuk memperkecil diameternya, ke dalam selang dimasukkan selang oli samping yang diameternya lebih kecil, selang kecil ini dilem dengan superglue, lalu potong kelebihan selang.
  • Kabel gas, kabel gas harus diganti karena bentuk nepel yang berbeda dengan orisinil Satria. Karena penulis menggunakan grip gas dan switch eks Ninja, maka tinggal ganti dengan kabel gas orisinil Kawak Ninja.
          
  1. Jet
  • Mainjet, mainjet bawaan karburator ini 152, jelas terlalu besar untuk Satria FU, sesuai dengan anjuran mekanik toko, diganti dengan ukuran 112.  Ukuran yang dirasa pas akhirnya ditemukan 122.
  • Pilot jet, untuk pilot jet bawaan pabrik 42 sebetulnya bisa digunakan, hanya menyetel idle mixturenya agak jauh, akhirnya digunakan ukuran 38.
  1. Setting
  • Saat pertama dites, sekilas keluar dari garasi mesin langsam, hanya RPM sedikit naik turun. Setelah dicoba dipakai harian, baru ditemukan bahwa tiap di perempatan, jika berhenti agak lama kadang-kadang mesin tiba-tiba mati, namun distart lagi langsung jalan. Berdasarkan pengalaman, ini pasti gara-gara setelan idle mixture/ angin belum pas. Setelah dicoba-coba, didapat sekrup angin diputar sekitar 3,5 - 4 putaran melawan arah jarum jam.
  • Karena dengan pilot jet bawaan ternyata setting angin dirasa terlalu besar, maka pilot jet diganti dengan ukuran 38, dengan pilot jet ini didapat sekrup setelan angin 2,5 - 2,75 putaran melawan jarum jam.
  • Tes pada putaran tinggi ternyata  di putaran 10.000 RPM mesin tersendat-sendat, padahal CDI sudah unlimited. Kalau ini sih gejala mainjet kurang besar, maklum diameter karburator kan bertambah 2mm, sudah sewajarnya mainjet pun ikutan dibesarkan. Setelah diganti dengan ukuran 122 akhirnya motor bisa lari dengan nyaman.
Setelah menggunakan karburator ini selama kurang lebih 2 mingguan, dirasakan memang tipe non vakum lebih responsif dibandingkan dengan tipe vakum. Hanya konsumsi bensin sepertinya agak lebih boros, namun masih tetap di kisaran 1liter : 33km.

Untuk pertanyaan lebih lanjut dapat dilayangkan ke mailing list SSFC@yahoogroups.com
*****Update*****
18 Mei 2006
Untuk slang intake, lebih enak potong slang orisinil, sambung dengan slang intake punya Suzuki RGR, sekarang jadi mudah untuk bongkar pasang.
Setelah dicoba, dengan MJ 122 di putaran throttle tengah agak brebet, akhirnya setelah dicoba diperoleh MJ yang optimal 115.
****************

Selasa, 09 April 2013

                Cara Instal Ulang Windows Dengan Flashdisk di Laptop

Kebanyakan Laptop kecil atau notebook tidak memiliki CD room untuk memasukkan CD driver windows untuk instal ulang. Oleh karena itu muncullah keinginan untuk instal ulang laptop dengan Flashdisk. Meski begitu, cara instal ulang dengan flashdisk tidak sesimpel mengcopy instalan ke dalam USB. Karena USB biasanya tidak terdeteksi saat booting. Perlu sedikit langkah khusus untuk instal ulang windows dengan flashdisk di laptop.
Berikut cara instal ulang windows xp/2003/vista/2008/7/8/ dengan USB flashdisk di laptop
1. Siapkan sebuah flashdisk dengan kapasitas memory yang cukup dan hubungkan ke PC
2. Download Wintoflash untuk membuat Fashdisk yang bisa digunakan untuk instal ulang
3. Ekstrak Wintoflash yang telah di download
4. Instal Wintoflash untuk membuat USB Flashdisk yang bootable
5. Jalankan aplikasi Wintoflash sehingga muncul tampilan seperti di bawah ini
Cara Instal Ulang Windows Dengan Flashdisk di Laptop
6. Pilih lokasi driver windows yang ingin diinstal
7. Pilih lokasi untuk menyimpan driver instalan (USB flashdisk)
8. Jalankan
9. Setelah selesai, Flashdisk sudah bisa digunakan untuk instal ulang windows di laptop mana saja.

mae korek

                 





RTC System (Regulator Turbo Charger) "Automatic Charging" adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penyearah arus bolak-balik (AC) yang keluar dari spull motor dan menstabilkan serta memperbesar pengisian yang akan masuk ke dalam Battery (AKI) motor. Secara garis besar system kerja dari RTC itu sendiri sama dengan system kerja Regulator Rectifier (Kiprok) bawaan/standart motor. Hanya saja jika diukur pada output kiprok standart motor hanya mampu mensupply Tegangan (Voltase) sekitar 2Volt dan Arus (Ampere) berkisar 1Amp saja, sedangkan pada RTC Tegangan (Voltase) dan Arus (Ampere) dapat disesuaikan dengan pemakaian Beban.

RTC System (Regulator Turbo Chrager) "Automatic Charging". Bekerja pada saat AKI membutuhkan Tegangan dan Arus besar, yang disebabkan dari besarnya pemakaian beban kelistrikan dari motor. Contoh pada saat anda mengganti lampu halogen standart dengan Lampu HID, apalagi ditambahkan dengan adanya pemakaian klakson keong dan lain sebagainya. Dan apabila AKI sudah Full (sesuai dengan penyetelan potensio di RTC) maka RTC akan secara otomatis tidak mensuplly Tegangan dan Arus ke aki, ini dikarenakan jika pengisian ke aki terlalu besar dan berlebihan atau yang disebut OVERCHARGE maka sel-sel pada aki akan rusak dan mengakibatkan menurunnya kinerja dari aki tersebut. Sama halnya jika aki terlalu banyak beban / pemakaian maka aki akan menjadi lemah dan akhirnya akan timbul gejala DROP pada system kelisttrikan di motor anda.

RTC System (Regulator Turbo Charger) "Automatic Charging". Hanya diperuntukan motor yang system kelistikannya masih AC (lampu utama dapat dinyalakan pada saat mesin hidup), dan harus dirubah menjadi DC (kunci kontak ON lampu utama dapat dinyalakan). Contoh pada motor-motor bebek seperti honda revo, yamaha vega zr, jupiter z, supra, satria fu, dan motor-motor yang sejenisnya, skutik seperti mio, beat, vario, xeon, dan sejenisnya. Pada saat menggunakan RTC system kelistrikan lampu harus dirubah menjadi DC, seperti pada saat anda ingin mengaplikasikan Lampu HID pada motor. Dan RTC memang digunakan untuk membantu permasalahan anda pada saat anda ingin menggunakan Lampu HID.

RTC System (Regulator Turbo Charger) "Automatic Charging". Aman digunakan untuk segala jenis motor yang system kelistrikan lampunya masih AC, dan tidak akan merusak komponen-komponen lainnya. Apalagi digunakan pada motor yang menggunakan system digital pada speedometernya. Seperti Satria FU150, Supra x125, CS1, dan mau menggunakan Lampu HID. Karena system kerja dari RTC adalah membantu memperbesar pengisian ke aki dan secara otomatis tidak akan mengisi jika aki sudah full (sesuai dengan setinggan pada RTC), apabila terjadi overcharge pada motor yang menggunakn system digital pada speedometernya, maka digital akan rusak atau error. Maka dari itu RTC dapat menyesuaikan pemakaian beban kelistrikan pada motor sehingga aman bagi motor.


Pemasangan RTC pada Satria FU150

























                 

Sebagai pengguna lampu HID, ada baiknya kita juga diharuskan mengerti beberapa langkah pemasangan-pemasangan lampu HID pada motor kita sendiri. Disini kita akan membahas beberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada saat pemasangan lampu HID, yang sering dianggap tidak lah penting bagi si pemasang lampu HID / Mekanik.
Sebagai contoh kita gunakan Suzuki Satria FU yang mau menggunakan RTC untuk pengisiannya. HID menggunakan merk Vynix. Untuk intalasi pemasangan HID tidak ada masalah, namun ketika penulis membongkar system pengisian yang digunakan adalah menggunakan system Cabut Kabel Kuning pada kiprok. gbr.1

Kabel Kuning di kiprok Dilepas

Hal yang seperti ini memang sangatlah mudah dan relatif tidak mengeluarkan biaya tambahan apapun untuk mengatasi masalah aki tekor. Namun perlu diketahui bahwa pengisian dengan cara ini dapat merusak system digital pada spedometer Suzuki Satria FU. Karena pada saat RPM tinggi Voltase yang dihasilkan mencapai 17Volt bahkan lebih. 
Setelah diperhatikan lagi pemasangan pada instalasi untuk merubah system kelistrikan lampu dari AC (Lampu dapat dinyalakan jika mesin dihidupkan) menjadi DC (Kunci kontak ON lampu dapat dinyalakan tanpa harus menghidupkan mesin), dengan cara melepas kabel kuning yang menghubungkan kiprok dengan spull lampu. gbr.2

gbr.2 Kabel kuning Dilepas untuk merubah system menjadi DC


Untuk merubah system dari AC menjadi DC cukup melepas kabel kuning dari socket yang menuju saklar on/off lampu dan menyambungkan dengan + (plus) kunci kontak. System kita ambil dari motor Yamaha MIO, Pada umumnya merubah system AC menjadi DC sama saja pada setiap motor. gbr.3a - c

gbr.3a Kabel kuning dihubungkan dengan kunci kontak

gbr.3b Kabel tambahan sebagai jumper

gbr.3c Socket + (plus) kunci kontak



Kemudian agar lampu HID bisa bekerja dengan baik sesuai dengan kegunaan lampu (Bisa Highbeam dan Lowbeam) dari instalasi adalah menghubungkan kabel High / Low dari set relay HID ke Kabel High / Low soocket motor. Pemasangan yang salah adalah seperti gbr.4 berikut ini



gbr.4 Pemasangan kabel yang tidak baik



















Pemasangan kabel hi/lo dari set relay HID yang tidak benar, dapat mengakibatkan HID cepat rusak, (Hi/Lo tidak berfungsi atau tidak nyala). Hal ini disebabkan kabel yang dihubungkan seperti gambar diatas kemungkinan akan menimbulkan konsleting karna kabel yang terhubung, sehingga Hi/Lo HID tidak berfungsi dengan baik.
Pemasangan yang baik adalah melepas skun Hi/Lo motor dari socketnya, kemudian baru dihubungkan dengan kabel Hi/Lo dari set relay HID. gbr. 5


gbr. 5


Jika kabel sudah terhubung, gunakan isolasi bakar atau isolasi hitam untuk menutup kabel yang sudah dihubungkan tersebut..
Sebelum kabel plus (+) dan minus (-) set relay HID dihubungkan ke AKI sebaiknya sekering pada set relay HID kita lepaskan terlebih dahulu, hal ini untuk menghindarkan terjadinya konsleting jika saja ada kabel yang dengan tidak sengaja terhubung ke Body motor (Ground).
Setelah Instalasi semua sudah dilakukan dengan benar langkah terakhir yang dilakukan adalah menginstalasi RTC sebagai Pengisian Voltase aki, gbr. 6


wotan